Keistimewaan Indonesia tidak hanya pada sumber daya alam dan panorama yang indah menawan. Di negara tercinta ini, kita dapat menemukan puluhan spesies endemik yang tidak dapat ditemukan di belahan dunia lain. Alasannya, Indonesia adalah negara dengan endemisme paling tinggi. Diperkirakan ada lebih dari 165 spesies mamalia, 397 spesies burung, lebih dari 150 reptil, dan lebih dari 100 spesies endemik amfibi yang tercatat di Indonesia.
Bagi kamu yang gemar bepergian, ada banyak hewan endemik ke Indonesia di habitat aslinya yang dapat Anda temukan dalam petualangan Anda. Jangan lewatkan kesempatan melihat 10-hewan eksotis nan terlangka berikut pilihannya:
Nama lokal: Badak Jawa
Berapa banyak yang tersisa? 60 atau kurang
Umur: 30-40 tahun
Reproduksi: Satu bayi dilahirkan setiap empat atau lima tahun. Masa kehamilan 16–19 bulan.
Badak jantan dewasa memiliki tanduk tunggal tetapi para betina tidak memilikinya, badak Jawa ini tidak seperti badak Afrika atau Sumatera yang bertanduk dua. Dulu jumlah mereka banyak di Asia Tenggara, namun mereka sekarang hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon di ujung barat daya Jawa.
Habitat kecil ini membuat mereka rentan terhadap penyakit, berkembang biak dan ancaman bencana alam. Mereka telah lama diburu sebagai piala pertandingan besar dan diburu karena tanduk kecil mereka, yang dihargai di Cina sebagai obat tradisional (saya do'akan gak manjur) dan oleh orang-orang bodoh yang percaya bahwa bisa membantu alat reproduksinya. Syukurnya Tidak ada perburuan liar yang dilaporkan sejak 1990-an. Tapi kita gak pernah tau apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan.
Nama lokal: Pesut mahakam
Berapa banyak yang tersisa? 80 atau kurang
Umur: 32 tahun atau lebih
Reproduksi: Satu anak dihasilkan setiap dua atau tiga tahun. Masa kehamilan 9-14 bulan.
Tidak seperti lumba-lumba laut, mamalia sungai ini tidak memiliki moncong seperti paruh yang dimiliki lumba lumba. Kepala mereka lebih bulat, dan sirip punggung mereka kecil dan bulat. Mereka tinggal di hamparan 200 km dari Sungai Mahakam dan anak sungai dan lahan basah yang bersebelahan di Kalimantan Timur.
Polusi dan pendangkalan sungai oleh industri kelapa sawit dan pertambangan menyebabkan degradasi habitat hewan terunik ini. Selain itu Banyak pesut yang terbunuh dalam jaring pancing, sementara penangkapan ikan yang berlebihan telah mengurangi persediaan makanan mereka.
Mereka sensitif terhadap kebisingan dari kapal motor dan tongkang batubara. Beberapa ditangkap hidup-hidup dan dijual untuk dipajang di akuarium. Ayo sama sama kita jaga hewan terlangka ini :)
Nama lokal: Badak Sumatera, Badak Berambut
Berapa banyak yang tersisa? Sekitar 100
Umur: 30-45 tahun
Reproduksi: Anak tunggal diproduksi setiap empat atau lima tahun. Masa kehamilan 15-18 bulan.
Spesies badak terkecil di dunia. Dikenal karena dua tanduk dan tubuh mereka yang berbulu, mereka pernah menduduki wilayah yang luas di Asia Timur tetapi sekarang terbatas pada beberapa hutan di Sumatra dan Kalimantan. Deforestasi dan perburuan liar mendorong mereka menuju kepunahan. Hewan terlangka ini butuh banyak dukungan perlindungan dari kita.
Nama lokal: Raja Udang Kalung-biru
Berapa banyak yang tersisa? 50–249
Umur: Enam hingga sepuluh tahun
Diklasifikasikan sebagai spesies berbeda pada tahun 2014, burung pemalu yang kecil ini sangat terancam punah karena perusakan hutan yang berkelanjutan untuk pertanian dan pembangunan. Telah terlihat di Taman Nasional Gunung Halimun yang dilindungi di Jawa Barat. Hewan terlangka ini hidup di hutan dataran rendah, mencari makan ikan, serangga, dan reptil kecil.
Nama lokal: Kura-kura Hutan Sulawesi
Berapa banyak yang tersisa? Mungkin 250
Umur: Tidak Diketahui
Reproduksi: Betina menghasilkan satu atau dua telur per kehamilan
Tidak dilindungi di Indonesia, meskipun termasuk reptil terlangka di dunia. Hanya diklasifikasikan pada tahun 1990, itu adalah salah satu dari hanya dua spesies kura kura endemik di Sulawesi. Juga dikenal sebagai kura-kura lolos betet (parrot turtle) karena mulutnya seperti paruh.
Konservasionis dan pecinta hewan mengatakan hingga 3.000 kura kura diekspor setiap tahun sepanjang akhir 1990-an - kebanyakan ke Cina sebagai makanan lezat dan ke Eropa dan Amerika sebagai hewan peliharaan yang langka dan unik.
Pada 1999, jumlah ekspor yang tercatat turun menjadi 100, mungkin karena faktor keamanan. Panjangnya mencapai 30cm. Habitat mereka hilang karena deforestasi. Mereka masih ditangkap untuk makanan dan untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan sampai saat ini.
Ayo kita sama sama mengingatkan orang banyak untuk berhenti memelihara hewan terunik ini agar mereka bisa hidup bebas dan bereproduksi di habitatnya.
Nama lokal: Rusa Bawean
Berapa banyak yang tersisa? Sekitar 250 atau lebih
Umur: 17 tahun
Reproduksi: Anak rusa tunggal lahir setelah periode kehamilan 7,5 bulan.
Juga dikenal sebagai kijang bawean, hewan terunik ini endemik ke Pulau Bawean di lepas pantai utara Jawa Timur. Dilindungi sejak 1979, ancaman terbesarnya adalah gulma Amerika invasif yang dikenal secara lokal sebagai kirinyuh.
Sebagian besar aktifitasnya pada malam hari, rusa tinggal di hutan di dua bagian terpencil pulau. Mereka biasanya merumput di rerumputan, dan memakan pucuk, tetapi gulma invasif mendorong mereka untuk memasuki tanaman untuk makan jagung dan daun singkong. Hal ini dapat menyebabkan konflik dengan petani. Perkebunan jati juga mengurangi habitat, tetapi populasinya dianggap masih stabil.
Nama lokal: Harimau Sumatera
Berapa banyak yang tersisa? Sekitar 400
Umur: 20–25 tahun
Reproduksi: Masa kehamilan 3,5 bulan, dengan tiga atau empat anak.
Satu-satunya spesies harimau Indonesia yang masih hidup, setelah kepunahan harimau Jawa dan Bali. Hanya sekitar 150 pasangan berkembang biak yang tersisa, dan kawasan hutan lindung yang tersisa di Sumatra dianggap tidak cukup untuk mempertahankan populasi yang layak, karena harimau membutuhkan wilayah jelajah yang sangat luas.
Ancaman terbesar terhadap kelangsungan hidup adalah perburuan liar, dan deforestasi oleh industri kelapa sawit, pulp dan kertas. Macan terkadang menyerang balik, membunuh penebang liar dan pekerja perkebunan. Beberapa pensiunan dan jenderal Indonesia menyimpan boneka harimau sebagai simbol status mereka, sungguh disayangkan.
Nama lokal: Orang Utan Tapanuli
Berapa banyak yang tersisa? Kurang dari 800
Umur: 35-45 tahun
Reproduksi: Biasanya hanya satu bayi setelah periode kehamilan sembilan bulan.
Hanya dikelompokkan pada tahun 2017 sebagai spesies berbeda dari orangutan Sumatera. Mereka hidup di hutan pegunungan sekitar 1.000 kilometer persegi, di selatan Danau Toba di provinsi Sumatera Utara.
Hanya delapan persen dari habitat mereka yang diklasifikasikan sebagai hutan konservasi, sementara 76 persen memiliki status perlindungan dan 14 persen tidak terlindungi. Penghancuran habitat dimulai dengan pertanian dan penebangan, tetapi produsen kelapa sawit sekarang adalah agen utama penghancuran.
Para betina ditembak atau ditebas hingga mati dengan parang, sehingga bayi dapat ditangkap dan dijual sebagai hewan peliharaan, meskipun sebagian besar bayi hewan terlangka ini meninggal sebelum mencapai pasar.
Nama lokal: Owa Jawa
Berapa banyak yang tersisa? Kurang dari 2.500
Umur: 35-50 tahun
Reproduksi: Satu anak lahir setiap tiga tahun. Masa kehamilan sekitar tujuh bulan.
Juga dikenal sebagai owa keperakan. Sebagian besar hidup terbatas pada hutan dengan ketinggian sedang di provinsi Banten dan Jawa Barat, tetapi juga ditemukan di Jawa Tengah.
Hilangnya habitat terus berlanjut, sebagian karena proyek perumahan dan pariwisata. Owa dewasa diburu, sehingga anakannya dapat dijual sebagai hewan peliharaan dengan harga tinggi. Ayo kita stop perburuan hewan terunik ini.
Nama lokal: Biawak Pohon Tutul Biru
Berapa banyak yang tersisa? Tidak diketahui
Umur: 15 tahun atau lebih
Reproduksi: Lima telur diletakkan empat atau lima minggu setelah kawin.
Endemik ke Pulau Batanta dan pulau-pulau di dekatnya - di daerah yang lebih dikenal sebagai Raja Ampat - terletak di ujung barat laut provinsi Papua Barat. Pola biru yang unik pada sisik hitam mereka bisa jadi adalah keindahan yang membuat sial kadal ini, karena mereka banyak diminati oleh para kolektor reptil.
Kadal ini bahkan dapat dijual dengan harga US $ 1.000 atau lebih. Hampir 3.000 tercatat diekspor dari tahun 2003 hingga 2013. Mereka tumbuh hingga satu meter dan ekornya yang panjang bisa dipanen - artinya mereka dapat berpegangan pada pohon. Ekornya juga bisa dibuka dengan gerakan mencambuk sebagai mekanisme pertahanan. Sebagian besar hidup di pohon dan makan serangga.
Karena jumlahnya terus berkurang, mari kita kampanyekan untuk tidak membeli dan stop perburuan liar pada hewan terunik ini.
Elang asli Flores adalah burung pemangsa yang paling terancam, karena populasinya tidak sampai 250 ekor. Burung yang cantik nan memiliki ukuran tubuh yang gagah ini, tingginya sekitar 55 cm untuk burung dewasa.
Kepala berbulu putih dan kadang-kadang memiliki garis-garis coklat di mahkota. Tubuhnya coklat kehitaman, dan dada burung endemik Flores berwarna putih dengan rona merah. Sungguh sebuah hewan terunik dan terindah dan tercantik.
Flores falcon atau toko bunga Spizaetus yang termasuk hewan terlangka ini hanya dapat ditemukan di Pulau Flores, Sumbawa, Lombok, Satonda, Paloe, Komodo dan Rinca. Burung-burung ini menghuni hutan dataran rendah dan hutan submontana hingga ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut.
Kera Mentawai atau Macaca pagensis adalah primata endemik Kepulawan Mentawai di Sumatra. Hewan yang oleh penduduk setempat disebut Bokoi ini semakin sedikit jumlahnya, sehingga dianggap terancam punah. Di Barat, monyet langka yang sering menjadi objek penelitian ilmiah dikenal dengan sebutan kera Pagai.
Monyet ini memiliki banyak kesamaan fisik dengan jenis monyet-kera lainnya. Bedanya, bulu pipi monyet Mentawai lebih gelap. Hewan terlangka endemik Mentawai juga memiliki mahkota rambut cokelat di dahi dan bulu mantel yang lebih panjang.
Monyet Mentawai mendiami habitat bakau, pantai, hutan primer, hutan sekunder hingga hutan di dekat pemukiman. Menyebar hanya di Pagai Selatan, Pagai Utara dan Sipora di Kepulauan Mentawai, Sumatra.
Burung yang dijuluki Si Genit dari Maluku Utara ini adalah hewan terlangka endemik dari Maluku, dan masih di keluarga burung surga atau cendrawasih. Burung yang disebut latin Semioptera wallacii memiliki bulu yang indah dengan kombinasi warna coklat, hijau dan zaitun untuk burung betina.
Warna bulu jantan bahkan lebih indah dan cantik lagi, dengan mahkota ungu pucat dan hijau zamrud menghiasi dadanya. Tingginya sekitar 28 cm, tetapi betina bututng ini lebih kecil dan ekornya lebih panjang.
Selain bulu yang indah, ada kelebihan dalam kemampuannya yaitu hewan terunik ini bisa melakukan gerakan tarian anggun, yang sebenarnya dilakukan jantan ntuk menarik perhatian betina. Betina akan memilih cendrawasih pejantan yang memiliki tarian dan sayap yang paling indah.
Burung endemik Maluku ini semakin langka ditemukan di pulau Halmahera dan Pulau Bacan di Maluku Utara. Habitat alaminya adalah di hutan Tanah Putih, pegunungan Gamkonora, dan hutan Domat di Halmahera Barat, hutan labi-labi di kawasan taman nasional dan hutan Aketajawe Lolobata di Halmahera Timur. Dunia Barat mengenalnya dengan julukan Bird of Paradise Halmahera.
Burung Botak atau Cicinnurus Cendrawasih adalah endemik pulau respublica Waigeo, Raja Ampat, Papua. Burung langka nan nan cantik ini memiliki bulu merah dan hitam, dengan tengkuk kuning dengsnmulut hijau cerah. Kakinya biru, dan ekornya ada "hiasan" dua bulunya yang panjang melingkar. Di kepala, ada warna biru terang terang. Cendrawasih Botak betina berwarna cokelat dengan kepala biru muda.
Endemik ke Indonesia dikategorikan sebagai terancam punah hanya dapat ditemukan di hutan dataran rendah di pulau Waigeo dan Batanta di Raja Ampat, provinsi Papua Barat. Makanan burung botak Cendrawasih atau Wilson's Bird of Paradise terdiri dari buah-buahan dan berbagai serangga kecil.
Jenis kura kura berleher panjang ditemukan di beberapa negara selain Indonesia. Tetapi kura-kura leher ular atau Chelodina mccordi yang endemik di Indonesia hanya dapat ditemukan di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Hewan-hewan ini sangat langka sehingga menurut kategori IUCN ditentukan pada level hewan langka.
Seperti namanya, kura-kura leher ular Rote memiliki bentuk leher panjang menyerupai ular. Kepala dengan leher panjang yang tidak bisa ditarik ke dalam cangkang. Karena itu, kurakura leher ular hanya melipat leher ke cangkangnya. Spesies kurakura yang termasuk hewan terunik dari keluarga Chelidae adalah kura-kura air tawar. Makanan mulai dari ikan kecil, serangga, dan tanaman.
Kerbau kerdil ini adalah endemik Indonesia yang hanya bisa ditemukan di Sulawesi. Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki ikon fauna dengan spesies yang terancam punah. Diperkirakan hanya ada kurang dari 5000 Anoa yang hidup hari ini.,
Anoa sering diburu untuk diambil kulit, tanduk dan dagingnya. Ada dua jenis Anoa di Sulawesi, yaitu Anoa gunung (Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, maskot Anoa Dataran Rendah Sulawesi Tenggara tidak pernah terlihat lagi.
Umumnya, Anoa memiliki warna kulit cokelat seperti kerbau, dan kepala memiliki sepasang tanduk lurus ke belakang. Beberapa tempat yang masih menjadi habitat spesies hewan terlangka ini antara lain Cagar Alam Gunung Lambusango, Taman Nasional Lore-Lindu dan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai.
Komodo atau Varanus merupakan satwa liar endemik Indonesia yang hanya dapat ditemukan di pulau-pulau tetangga di Nusa Tenggara, termasuk Taman Nasional Pulau Komodo. Jenis kadal terbesar di dunia ini memiliki panjang tubuh hingga 3 meter dan berat 70 kilogram. Komodo jantan lebih besar dari betina, dengan warna kulit mulai dari abu-abu gelap ke merah bata. Sedangkan komodo betina berwarna hijau zaitun, dan dengan secercah kuning di tenggorokan. Lidah hewan karnovira panjang dan bercabang.
Salah satu maskot Indonesia yang secara internasional dikenal sebagai Komodo Dragon memiliki habitat alami di Pulau Komodo, Flores, Rinca, Gili Mota, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Pulau-pulau tersebut termasuk dalam Taman Nasional Komodo.
Ikan Arwana Merah atau Siluk Merah (Sclerophages formosus) adalah spesies hewan terlangka endemik yang mendiami Sungai Kapuas Indonesia di Kalimantan Barat. Ikan yang cukup langka ini memiliki sisik berwarna merah cerah, dengan sedikit kilatan emas yang membuatnya tampak anggun. Tak heran jika julukan Red Arowana Dragon Fish atau Dragonfish.
Ikan ini sangat populer di kalangan kolektor karena daya pengembangbiakan arwana ini rendah dan banyak yang ditangkap karena dijual, sehingga statusnya terancam punah. Namun, dengan izin khusus, kamu dapat melestarikan hewan-hewan cantik ini. Syaratnya, ikan naga arwana harus disertai sertifikat dan microchip yang ditanamkan di tubuhnya, karena penanda ini adalah hasil tangkapan ikan.
Jalak Bali atau Leucopsar Rothschildi Indonesia adalah burung terunik endemik yang hanya ditemukan di bagian barat pulau Bali. Sayangnya, warbler berukuran sedang ini sangat langka dan terancam punah, bahkan di habitat aslinya. Jika tidak dipelihara, bukan tidak mungkin punah setelah Bali Staling adalah endemik harimau Bali Bali lainnya. Di alam liar, populasinya diperkirakan hanya mencapai selusin ekor.
Bali Starling atau Jalak Bali memiliki bulu putih murni di seluruh tubuh, kecuali ekor dan sayapnya berwarna hitam. Pipinya tidak tertutup bulu biru cerah, dengan kaki abu-abu. Jika kamu mengunjungi rumah-rumah seniman di desa Batuan, kamu akan menemukan burung Jalak Bali yang sering digunakan sebagai objek lukisan Bali di sana.
Kucing Merah (Pardofelis badia) atau juga dikenal dengan Borneo Bay Cat adalah spesies kucing endemik di Pulau Kalimantan. Kucing yang termasuk hewan terlangka ini memiliki bulu coklat kemerahan, dengan perut pucat di punggungnya.
Ciri khas kucing yang berasal dari Kalimantan ini adalah garis berwarna merah-cokelat yang agak muda di dahi dan pipinya. Telinganya hitam atau coklat tua, sedangkan ekornya dihiasi garis-garis putih dengan bintik-bintik hitam di ujungnya. Red Cats memiliki tubuh yang cukup ramping dengan panjang ekor 55 cm dan 35 cm. Beratnya berkisar antara 2,3 hingga 4,5 kilogram.
Populasi kucing merah hanya dapat ditemukan di Kalimantan saja. Kucing-kucing ini menghuni hutan tropis yang merupakan dataran rendah yang lebat hingga ketinggian 900 meter di atas permukaan laut.
Dalam bahasa Indonesia, nama spesies ini adalah gabungan dari babi (babi), dan rusa (rusa). Dan itulah satu cara yang valid untuk menggambarkan makhluk yang terunik ini. Sekilas, babirusa tampak seperti kepala babi dengan kaki rusa, dan memiliki gading yang luar biasa besar hingga menembus langit-langit mulutnya.
Babirusa memang termasuk dalam keluarga babi, tetapi fitur seperti rusa meluas ke sistem fisik dan bahkan pencernaan, membuat spesies ini sangat menarik untuk diamati. Babirusa dapat dilihat di Sulawesi Utara dan beberapa pulau terdekat. Menjadikannya termasuk hewan terlangka di dunia.
Sulawesi adalah rumah bagi satwa liar yang berkembang, terutama segudang burung endemik. Meski begitu, burung Maleo masih memisahkan diri karena berbagai alasan.
Pertama, ada fitur fisik yang aneh, dengan struktur tubuh seperti kalkun, ekor lucu, bulu hitam tubuh yang kuat, perut persik, dan kepala dan kepala yang lebih berwarna. Lalu ada perilaku aneh yang membuat kita saat mengamati burung-burung ini begitu terasa menyenangkan - gerakan kaki yang cepat dan kebiasaan bersarangnya pasti menawan. Membuatnya jadi salah satu hewan terunik di dunia.
Macan tutul ini memiliki 2 variasi warna, yang cerah (oranye dengan bintik-bintik hitam-perak) dan hitam dengan bintik-bintik samar. Warna hitam adalah hasil dari gen resesif. Di Jawa Barat, macan hitam lebih umum daripada macan yang berwarna terang, sehingga orang menyebutnya "macan kumbang". Macan tutul ini adalah identitas Jawa Barat.
Dibandingkan dengan macan tutul lainnya, macan tutul Jawa adalah yang terkecil. Mereka solitaire, kecuali pada musim kawin. mereka aktif di malam hari, berburu di malam hari. Seperti macan tutul lainnya, mereka suka membawa mangsanya ke atas pohon. Mereka juga perenang yang luar biasa.
Dibeberapa daerah, macan ini sangat di hormati bahkan di beberapa daerah dekat saya suka disebut "Abah" Karena dianggap seperti leluhur dan penjaga hutan. Walau saya lebih menantikan harimau Jawa yang katanya sudah punah :( tapi kita tetap harus menjaga hewan terlangka di dunia ini.
Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) adalah sub-spesies gajah Asia yang hanya dapat ditemukan di Sumatera dan Kalimantan.
Gajah Sumatra lebih kecil dari gajah India. Gajah sumatera adalah mamalia darat terbesar di Indonesia. Berat gajah sekitar 6 ton dan tinggi bahu sekitar 3,5 meter. Di penangkaran, mereka bisa mencapai usia 60 tahun. Saat ini ada banyak deforestasi untuk membuat ladang kelapa sawit yang mengancam mereka.
Pada tahun 2000, populasi di alam bebas hanya 200-2700 individu. Populasi yang cepat menurun adalah karena ada banyak pemburu yang mencari gading dari hewan terlangka ini, dan juga perusakan habitat.
Kucing bakau tersebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara yang pastinya di Indonesia tepatnya di Pulau Sumatra dan Jawa. Seperti kucing congkok, kucing bakau juga menyukai hidup di perairan sepanjang tepi sungai dan hutan bakau.
Tubuh kucing bakau ini berukuran sekitar 57-78 cm dengan panjang ekor 20-30 cm. Beratnya bisa mencapai 5-16 kg. Sedikit lebih besar lah dibanding kucing rumahan. Bulunya yang berwarna abu – abu dengan pola tutul yang membentuk garis membujur di sepanjang tubuh membuatnya sangat cantik.
Hewan nokturnal ini pandai berenang bahkan mampu menyelam untuk menangkap mangsa. Tetapi jangan sekali kali membeli atau memeliharanya ya. Kita harus menjaga agar hewan terlangka ini bisa hidup bebas di alam liar.
Dugong (Dugong dugong) adalah mamalia yang hidup di laut, termasuk dalam keluarga Sirenia atau sapi laut. Ini adalah satu-satunya mamalia air yang herbivora.
Sebagian besar duyung hidup di sisi barat Indonesia dan Australia utara. Binatang terunik ini membutuhkan area mencari makan yang besar, air yang dangkal dan tenang. Duyung terutama mengandalkan rumput laut, membuat mereka tidak pernah benar-benar pergi jauh dari tempat kelahiran mereka.
Kemudian, selama ribuan tahun, duyung diburu untuk diambil daging dan lemaknya. Perusakan habitat juga membuat populasi dari hewan terlangka ini berkurang dengan cepat.
Apalagi, aktivitas nelayan bisa membahayakan mereka. Ancaman termasuk badai, parasit, dan predator seperti hiu, dan buaya air asin juga mengancam keberlangsungan hidup mereka.
Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) adalah burung endemik pulau Jawa. Burung ini juga disebut Garuda, lambang nasional Indonesia.
Elang Jawa adalah burung berukuran sedang hingga besar, panjangnya sekitar 60-70 cm. Kepala berwarna coklat kemerahan, dengan jambul mengarah ke atas (2-4 lembar bulu). Bagian belakang dan sayapnya berwarna coklat, iris mata berwarna kuning atau coklat, dengan kaki kekuningan.
Sekarang, hewan terlangka ini terancam punah. Diperkirakan hanya ada 137-188 pasang burung di alam liar. Hal ini karena perusakan dan eksploitasi habitat yang berkelanjutan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Tarsius adalah primata terkecil di dunia. Ada 9 spesies tarsius di dunia; 2 spesies di Filipina dan 7 spesies di Sulawesi, Indonesia. Yang paling dikenal di Indonesia adalah Tarsius tarsier dan Tarsius pumilus (pygmy tarsius). Semua spesies tarsius terancam punah dan dilindungi oleh pemerintah Indonesia.
Tarsius tarsius memiliki panjang tubuh 10-15 cm dan berat sekitar 80 gram. Tarsius pygmi hanya 93-98 mm dan beratnya 57 gram. Ekornya sepanjang 197-205 mm. Mereka juga memiliki kepala yang dapat diputar 180 derajat ke kiri dan kanan.
Di sisi lain, hewan terlangka ini adalah hewan nokturnal. Mereka adalah karnivora, pemakan serangga, reptil kecil dan kelelawar. Namun, populasinya menurun dengan cepat karena penggundulan hutan, dan diburu oleh manusia. Apalagi banyak warga pribumi yang suka mengonsumsi Tarsius dengan alkohol. Tarsius juga sulit dibiakkan di luar habitatnya. Mereka diketahui melakukan bunuh diri karena stres dalam kurungan.
Mouse-deer atau kancil adalah nama untuk sekelompok mamalia dalam genus Tragulus. Mereka adalah kerabat dekat rusa, tetapi jauh lebih kecil. Tubuh mereka sebesar kelinci. Mereka mendiami hutan hujan tropis di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Mereka adalah ungulata terkecil di dunia. Mereka terlihat seperti rusa, tetapi jauh lebih kecil, tanpa tanduk. Kakinya ramping dengan punggung yang kuat. Panjang tubuhnya sekitar 195-300 mm, dan kaki belakang panjangnya sekitar 110-150 mm.
Hewan terunik didunia ini terancam punah karena mereka diburu yang kebanyakan untuk diambil dagingnya, dan dijebak serta dibunuh karena mereka menghancurkan ladang sayur.
Beruang madu (Helarctos malayanus) milik keluarga Ursidae, dan merupakan yang terkecil dari semua spesies beruang. Beruang ini adalah fauna khas provinsi Bengkulu (Sumatra) dan maskot kota Balikpapan (Kalimantan).
Panjang tubuh sekitar hanya 1,4 m dan tinggi bahu sekitar 70 cm. Beratnya sekitar 50-65 kg. Bulunya pendek dan berkilau, kebanyakan berwarna hitam atau coklat tua. Lalu, matanya coklat atau biru tua, moncongnya besar tapi pendek. Di leher, ada tanda setengah lingkaran dengan warna oranye terang, yang diyakini oleh penduduk setempat sebagai "tanda matahari terbit". Serta cakarnya panjang dan tajam.
Hewan terlangka ini omnivora, memakan hampir semua hal, dari daun, buah-buahan, serangga, sarang lebah, dan hewan kecil. Mereka aktif di malam hari, mencari makan di malam hari. Mereka adalah hewan soliter. Ancaman mereka adalah pemburu liar dan perusakan habitat. Pemburu mencari kulit dan kantong empedunya. Sedangkan perusakan habitat meliputi kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun di Sumatra dan deforestasi untuk membuat ladang kelapa sawit.
Saya masukan saja deh karena tentunya jenis ini adalah hewan terlangka dan hewan terunik bahkan tercantik di di dunia. Cendrawasih (Paradisaea spp) adalah 7 spesies burung asli Indonesia Timur, Kepulauan Selat Torres, Papua Nugini, dan Australia Timur. Burung jantan memiliki bulu khas yang indah, panjang dan kompleks, tumbuh dari kepala, paruh, sayap dan ekor.
Burung-burung tersebut, menurut spesiesnya, memiliki berbagai ukuran, mulai dari 50 gram hingga 430 gram. Spesies yang paling dikenal adalah Yellow Bird of Paradise (Paradisaea apoda). Di sisi lain, masyarakat adat sering menggunakan bulu-bulu dalam pakaian tradisional mereka.
Selain itu, pada abad 18-19 M, bulu itu penting untuk membuat topi wanita di Eropa. Namun demikian, perburuan untuk bulu Cendrawasih serta perusakan habitat mereka untuk industri pertambangan membuat populasi menurun dengan cepat. Saat ini, burung-burung ini dilindungi di seluruh dunia, dan perburuan hanya diperbolehkan untuk penggunaan tradisional.
Sunda Clouded Leopard adalah spesies kucing besar terbaru, ditemukan di dua pulau di Kalimantan dan Sumatra. macan dahan ini adalah kucing terbesar di pulau Kalimantan dan berburu terutama di tanah dan pohon.
Kucing liar yang misterius dan langka ini dapat ditemukan di Kalimantan dan Sumatra, meskipun jumlahnya tidak diketahui. Hewan terunik ini dinamai clouded setelah memiliki corak oval berbentuk awan, berwarna gelap di bulunya. Beradaptasi dengan baik untuk kehidupan hutan, mereka adalah pemanjat yang sangat baik dan menghabiskan lebih banyak waktu di pohon daripada di tanah.
Merak yang merupakan hewan terunik dan berwarna indah adalah kerabat dari pegar dan dapat ditemukan di Jawa dan Sumatra. Ekor berwarna-warni jantan dapat mencapai hingga dua meter dan dihiasi dengan tanda 'mata'.
Penyu adalah hewan terlangka yang terdiri dari 7 (tujuh) jenis spesies, yang meliputi:
Penyu hijau (Chelonia mydas)
Penyu tempayan (Caretta caretta)
Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)
Penyu belimbing (Dermochelys coriacea)
Penyu Kemp Ridley (Lepidochelys kempi)
Penyu lekang (Lepidochelys olivacea)
Penyu pipih (Natator depressus)
Dari tujuh spesies di atas 6 di antaranya adalah dari Indonesia, satu-satunya spesies yang tidak dapat ditemukan di negara ini adalah Ridley Penyu Kemp. Indonesia adalah rumah bagi konservasi Penyu terbesar yang didanai oleh Pemerintah.
Banyak penduduk setempat percaya bahwa melindungi hewan terlangka ini memberi mereka keberuntungan dari alam. Jadi itu sebabnya ada catatan perburuan Penyu yang sangat rendah di negara ini.
Kucing emas dengan tinggi badan 66-105 cm, memiliki panjang ekor 40-57 cm, berat badan 9-16 kg dan tinggi bahu 56 cm. Daerah sebarannya mencakup seluruh Asia Selatan, Cina dan Asia Tenggara termasuk Indonesia (hanya di Sumatera).
Dengan ukuran yang lumayan besar, kucing emas ini mampu memangsa berbagai burung, tikus besar, reptil, kambing, domba, rusa muda hingga anak kerbau.
Itulah informasi mengenai hewan terunik dan terlangka yang ada didunia. Jika terasa menarik dan bermanfaat, jangan lupa share ya biar teman teman yang lain juga bisa tau. Dan jangan sungkan untuk berkomentar ya!.
Bagi kamu yang gemar bepergian, ada banyak hewan endemik ke Indonesia di habitat aslinya yang dapat Anda temukan dalam petualangan Anda. Jangan lewatkan kesempatan melihat 10-hewan eksotis nan terlangka berikut pilihannya:
Baca Juga: Raksasa!!! Inilah Daftar Lengkap 20 Hewan Terbesar di Dunia
1. Badak Jawa
Nama lokal: Badak Jawa
Berapa banyak yang tersisa? 60 atau kurang
Umur: 30-40 tahun
Reproduksi: Satu bayi dilahirkan setiap empat atau lima tahun. Masa kehamilan 16–19 bulan.
Badak jantan dewasa memiliki tanduk tunggal tetapi para betina tidak memilikinya, badak Jawa ini tidak seperti badak Afrika atau Sumatera yang bertanduk dua. Dulu jumlah mereka banyak di Asia Tenggara, namun mereka sekarang hanya ada di Taman Nasional Ujung Kulon di ujung barat daya Jawa.
Habitat kecil ini membuat mereka rentan terhadap penyakit, berkembang biak dan ancaman bencana alam. Mereka telah lama diburu sebagai piala pertandingan besar dan diburu karena tanduk kecil mereka, yang dihargai di Cina sebagai obat tradisional (saya do'akan gak manjur) dan oleh orang-orang bodoh yang percaya bahwa bisa membantu alat reproduksinya. Syukurnya Tidak ada perburuan liar yang dilaporkan sejak 1990-an. Tapi kita gak pernah tau apa yang terjadi sesungguhnya di lapangan.
2. Lumba-lumba Mahakam
Nama lokal: Pesut mahakam
Berapa banyak yang tersisa? 80 atau kurang
Umur: 32 tahun atau lebih
Reproduksi: Satu anak dihasilkan setiap dua atau tiga tahun. Masa kehamilan 9-14 bulan.
Tidak seperti lumba-lumba laut, mamalia sungai ini tidak memiliki moncong seperti paruh yang dimiliki lumba lumba. Kepala mereka lebih bulat, dan sirip punggung mereka kecil dan bulat. Mereka tinggal di hamparan 200 km dari Sungai Mahakam dan anak sungai dan lahan basah yang bersebelahan di Kalimantan Timur.
Polusi dan pendangkalan sungai oleh industri kelapa sawit dan pertambangan menyebabkan degradasi habitat hewan terunik ini. Selain itu Banyak pesut yang terbunuh dalam jaring pancing, sementara penangkapan ikan yang berlebihan telah mengurangi persediaan makanan mereka.
Mereka sensitif terhadap kebisingan dari kapal motor dan tongkang batubara. Beberapa ditangkap hidup-hidup dan dijual untuk dipajang di akuarium. Ayo sama sama kita jaga hewan terlangka ini :)
Baca Juga: Bukan Cheetah, Inilah 10 Hewan Paling Cepat di Muka bumi
3. Badak Sumatera
Nama lokal: Badak Sumatera, Badak Berambut
Berapa banyak yang tersisa? Sekitar 100
Umur: 30-45 tahun
Reproduksi: Anak tunggal diproduksi setiap empat atau lima tahun. Masa kehamilan 15-18 bulan.
Spesies badak terkecil di dunia. Dikenal karena dua tanduk dan tubuh mereka yang berbulu, mereka pernah menduduki wilayah yang luas di Asia Timur tetapi sekarang terbatas pada beberapa hutan di Sumatra dan Kalimantan. Deforestasi dan perburuan liar mendorong mereka menuju kepunahan. Hewan terlangka ini butuh banyak dukungan perlindungan dari kita.
4. Kingfisher Blue-banded Jawa
Nama lokal: Raja Udang Kalung-biru
Berapa banyak yang tersisa? 50–249
Umur: Enam hingga sepuluh tahun
Diklasifikasikan sebagai spesies berbeda pada tahun 2014, burung pemalu yang kecil ini sangat terancam punah karena perusakan hutan yang berkelanjutan untuk pertanian dan pembangunan. Telah terlihat di Taman Nasional Gunung Halimun yang dilindungi di Jawa Barat. Hewan terlangka ini hidup di hutan dataran rendah, mencari makan ikan, serangga, dan reptil kecil.
Baca Juga: Menakutkan !!! 15 Hewan paling mematikan di dunia
5. Kura-kura Hutan Sulawesi
Nama lokal: Kura-kura Hutan Sulawesi
Berapa banyak yang tersisa? Mungkin 250
Umur: Tidak Diketahui
Reproduksi: Betina menghasilkan satu atau dua telur per kehamilan
Tidak dilindungi di Indonesia, meskipun termasuk reptil terlangka di dunia. Hanya diklasifikasikan pada tahun 1990, itu adalah salah satu dari hanya dua spesies kura kura endemik di Sulawesi. Juga dikenal sebagai kura-kura lolos betet (parrot turtle) karena mulutnya seperti paruh.
Konservasionis dan pecinta hewan mengatakan hingga 3.000 kura kura diekspor setiap tahun sepanjang akhir 1990-an - kebanyakan ke Cina sebagai makanan lezat dan ke Eropa dan Amerika sebagai hewan peliharaan yang langka dan unik.
Pada 1999, jumlah ekspor yang tercatat turun menjadi 100, mungkin karena faktor keamanan. Panjangnya mencapai 30cm. Habitat mereka hilang karena deforestasi. Mereka masih ditangkap untuk makanan dan untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan sampai saat ini.
Ayo kita sama sama mengingatkan orang banyak untuk berhenti memelihara hewan terunik ini agar mereka bisa hidup bebas dan bereproduksi di habitatnya.
6. Rusa Bawean
Nama lokal: Rusa Bawean
Berapa banyak yang tersisa? Sekitar 250 atau lebih
Umur: 17 tahun
Reproduksi: Anak rusa tunggal lahir setelah periode kehamilan 7,5 bulan.
Juga dikenal sebagai kijang bawean, hewan terunik ini endemik ke Pulau Bawean di lepas pantai utara Jawa Timur. Dilindungi sejak 1979, ancaman terbesarnya adalah gulma Amerika invasif yang dikenal secara lokal sebagai kirinyuh.
Sebagian besar aktifitasnya pada malam hari, rusa tinggal di hutan di dua bagian terpencil pulau. Mereka biasanya merumput di rerumputan, dan memakan pucuk, tetapi gulma invasif mendorong mereka untuk memasuki tanaman untuk makan jagung dan daun singkong. Hal ini dapat menyebabkan konflik dengan petani. Perkebunan jati juga mengurangi habitat, tetapi populasinya dianggap masih stabil.
Baca Juga: 10 Hewan Terkuat di dunia yang akan membuat kamu kagum !!!
7. Harimau Sumatera
Nama lokal: Harimau Sumatera
Berapa banyak yang tersisa? Sekitar 400
Umur: 20–25 tahun
Reproduksi: Masa kehamilan 3,5 bulan, dengan tiga atau empat anak.
Satu-satunya spesies harimau Indonesia yang masih hidup, setelah kepunahan harimau Jawa dan Bali. Hanya sekitar 150 pasangan berkembang biak yang tersisa, dan kawasan hutan lindung yang tersisa di Sumatra dianggap tidak cukup untuk mempertahankan populasi yang layak, karena harimau membutuhkan wilayah jelajah yang sangat luas.
Ancaman terbesar terhadap kelangsungan hidup adalah perburuan liar, dan deforestasi oleh industri kelapa sawit, pulp dan kertas. Macan terkadang menyerang balik, membunuh penebang liar dan pekerja perkebunan. Beberapa pensiunan dan jenderal Indonesia menyimpan boneka harimau sebagai simbol status mereka, sungguh disayangkan.
8. Orangutan Tapanuli
Nama lokal: Orang Utan Tapanuli
Berapa banyak yang tersisa? Kurang dari 800
Umur: 35-45 tahun
Reproduksi: Biasanya hanya satu bayi setelah periode kehamilan sembilan bulan.
Hanya dikelompokkan pada tahun 2017 sebagai spesies berbeda dari orangutan Sumatera. Mereka hidup di hutan pegunungan sekitar 1.000 kilometer persegi, di selatan Danau Toba di provinsi Sumatera Utara.
Hanya delapan persen dari habitat mereka yang diklasifikasikan sebagai hutan konservasi, sementara 76 persen memiliki status perlindungan dan 14 persen tidak terlindungi. Penghancuran habitat dimulai dengan pertanian dan penebangan, tetapi produsen kelapa sawit sekarang adalah agen utama penghancuran.
Para betina ditembak atau ditebas hingga mati dengan parang, sehingga bayi dapat ditangkap dan dijual sebagai hewan peliharaan, meskipun sebagian besar bayi hewan terlangka ini meninggal sebelum mencapai pasar.
Artikel Terkait:
9. Owa Jawa
Nama lokal: Owa Jawa
Berapa banyak yang tersisa? Kurang dari 2.500
Umur: 35-50 tahun
Reproduksi: Satu anak lahir setiap tiga tahun. Masa kehamilan sekitar tujuh bulan.
Juga dikenal sebagai owa keperakan. Sebagian besar hidup terbatas pada hutan dengan ketinggian sedang di provinsi Banten dan Jawa Barat, tetapi juga ditemukan di Jawa Tengah.
Hilangnya habitat terus berlanjut, sebagian karena proyek perumahan dan pariwisata. Owa dewasa diburu, sehingga anakannya dapat dijual sebagai hewan peliharaan dengan harga tinggi. Ayo kita stop perburuan hewan terunik ini.
10. Biyawak Pohon Berbintik Biru
Nama lokal: Biawak Pohon Tutul Biru
Berapa banyak yang tersisa? Tidak diketahui
Umur: 15 tahun atau lebih
Reproduksi: Lima telur diletakkan empat atau lima minggu setelah kawin.
Endemik ke Pulau Batanta dan pulau-pulau di dekatnya - di daerah yang lebih dikenal sebagai Raja Ampat - terletak di ujung barat laut provinsi Papua Barat. Pola biru yang unik pada sisik hitam mereka bisa jadi adalah keindahan yang membuat sial kadal ini, karena mereka banyak diminati oleh para kolektor reptil.
Kadal ini bahkan dapat dijual dengan harga US $ 1.000 atau lebih. Hampir 3.000 tercatat diekspor dari tahun 2003 hingga 2013. Mereka tumbuh hingga satu meter dan ekornya yang panjang bisa dipanen - artinya mereka dapat berpegangan pada pohon. Ekornya juga bisa dibuka dengan gerakan mencambuk sebagai mekanisme pertahanan. Sebagian besar hidup di pohon dan makan serangga.
Karena jumlahnya terus berkurang, mari kita kampanyekan untuk tidak membeli dan stop perburuan liar pada hewan terunik ini.
Baca Juga:
11. Elang Flores
Elang asli Flores adalah burung pemangsa yang paling terancam, karena populasinya tidak sampai 250 ekor. Burung yang cantik nan memiliki ukuran tubuh yang gagah ini, tingginya sekitar 55 cm untuk burung dewasa.
Kepala berbulu putih dan kadang-kadang memiliki garis-garis coklat di mahkota. Tubuhnya coklat kehitaman, dan dada burung endemik Flores berwarna putih dengan rona merah. Sungguh sebuah hewan terunik dan terindah dan tercantik.
Flores falcon atau toko bunga Spizaetus yang termasuk hewan terlangka ini hanya dapat ditemukan di Pulau Flores, Sumbawa, Lombok, Satonda, Paloe, Komodo dan Rinca. Burung-burung ini menghuni hutan dataran rendah dan hutan submontana hingga ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut.
12. Monyet Mentawai
Kera Mentawai atau Macaca pagensis adalah primata endemik Kepulawan Mentawai di Sumatra. Hewan yang oleh penduduk setempat disebut Bokoi ini semakin sedikit jumlahnya, sehingga dianggap terancam punah. Di Barat, monyet langka yang sering menjadi objek penelitian ilmiah dikenal dengan sebutan kera Pagai.
Monyet ini memiliki banyak kesamaan fisik dengan jenis monyet-kera lainnya. Bedanya, bulu pipi monyet Mentawai lebih gelap. Hewan terlangka endemik Mentawai juga memiliki mahkota rambut cokelat di dahi dan bulu mantel yang lebih panjang.
Monyet Mentawai mendiami habitat bakau, pantai, hutan primer, hutan sekunder hingga hutan di dekat pemukiman. Menyebar hanya di Pagai Selatan, Pagai Utara dan Sipora di Kepulauan Mentawai, Sumatra.
13. Cendrawasih Halmahera
Burung yang dijuluki Si Genit dari Maluku Utara ini adalah hewan terlangka endemik dari Maluku, dan masih di keluarga burung surga atau cendrawasih. Burung yang disebut latin Semioptera wallacii memiliki bulu yang indah dengan kombinasi warna coklat, hijau dan zaitun untuk burung betina.
Warna bulu jantan bahkan lebih indah dan cantik lagi, dengan mahkota ungu pucat dan hijau zamrud menghiasi dadanya. Tingginya sekitar 28 cm, tetapi betina bututng ini lebih kecil dan ekornya lebih panjang.
Selain bulu yang indah, ada kelebihan dalam kemampuannya yaitu hewan terunik ini bisa melakukan gerakan tarian anggun, yang sebenarnya dilakukan jantan ntuk menarik perhatian betina. Betina akan memilih cendrawasih pejantan yang memiliki tarian dan sayap yang paling indah.
Burung endemik Maluku ini semakin langka ditemukan di pulau Halmahera dan Pulau Bacan di Maluku Utara. Habitat alaminya adalah di hutan Tanah Putih, pegunungan Gamkonora, dan hutan Domat di Halmahera Barat, hutan labi-labi di kawasan taman nasional dan hutan Aketajawe Lolobata di Halmahera Timur. Dunia Barat mengenalnya dengan julukan Bird of Paradise Halmahera.
14. Cendrawasih Botak
Burung Botak atau Cicinnurus Cendrawasih adalah endemik pulau respublica Waigeo, Raja Ampat, Papua. Burung langka nan nan cantik ini memiliki bulu merah dan hitam, dengan tengkuk kuning dengsnmulut hijau cerah. Kakinya biru, dan ekornya ada "hiasan" dua bulunya yang panjang melingkar. Di kepala, ada warna biru terang terang. Cendrawasih Botak betina berwarna cokelat dengan kepala biru muda.
Endemik ke Indonesia dikategorikan sebagai terancam punah hanya dapat ditemukan di hutan dataran rendah di pulau Waigeo dan Batanta di Raja Ampat, provinsi Papua Barat. Makanan burung botak Cendrawasih atau Wilson's Bird of Paradise terdiri dari buah-buahan dan berbagai serangga kecil.
15. Labi-labi leher panjang
Jenis kura kura berleher panjang ditemukan di beberapa negara selain Indonesia. Tetapi kura-kura leher ular atau Chelodina mccordi yang endemik di Indonesia hanya dapat ditemukan di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Hewan-hewan ini sangat langka sehingga menurut kategori IUCN ditentukan pada level hewan langka.
Seperti namanya, kura-kura leher ular Rote memiliki bentuk leher panjang menyerupai ular. Kepala dengan leher panjang yang tidak bisa ditarik ke dalam cangkang. Karena itu, kurakura leher ular hanya melipat leher ke cangkangnya. Spesies kurakura yang termasuk hewan terunik dari keluarga Chelidae adalah kura-kura air tawar. Makanan mulai dari ikan kecil, serangga, dan tanaman.
16. Anoa
Kerbau kerdil ini adalah endemik Indonesia yang hanya bisa ditemukan di Sulawesi. Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki ikon fauna dengan spesies yang terancam punah. Diperkirakan hanya ada kurang dari 5000 Anoa yang hidup hari ini.,
Anoa sering diburu untuk diambil kulit, tanduk dan dagingnya. Ada dua jenis Anoa di Sulawesi, yaitu Anoa gunung (Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, maskot Anoa Dataran Rendah Sulawesi Tenggara tidak pernah terlihat lagi.
Umumnya, Anoa memiliki warna kulit cokelat seperti kerbau, dan kepala memiliki sepasang tanduk lurus ke belakang. Beberapa tempat yang masih menjadi habitat spesies hewan terlangka ini antara lain Cagar Alam Gunung Lambusango, Taman Nasional Lore-Lindu dan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai.
17. Komodo
Komodo atau Varanus merupakan satwa liar endemik Indonesia yang hanya dapat ditemukan di pulau-pulau tetangga di Nusa Tenggara, termasuk Taman Nasional Pulau Komodo. Jenis kadal terbesar di dunia ini memiliki panjang tubuh hingga 3 meter dan berat 70 kilogram. Komodo jantan lebih besar dari betina, dengan warna kulit mulai dari abu-abu gelap ke merah bata. Sedangkan komodo betina berwarna hijau zaitun, dan dengan secercah kuning di tenggorokan. Lidah hewan karnovira panjang dan bercabang.
Salah satu maskot Indonesia yang secara internasional dikenal sebagai Komodo Dragon memiliki habitat alami di Pulau Komodo, Flores, Rinca, Gili Mota, dan Gili Dasami di Nusa Tenggara. Pulau-pulau tersebut termasuk dalam Taman Nasional Komodo.
18. Arwana Merah
Ikan Arwana Merah atau Siluk Merah (Sclerophages formosus) adalah spesies hewan terlangka endemik yang mendiami Sungai Kapuas Indonesia di Kalimantan Barat. Ikan yang cukup langka ini memiliki sisik berwarna merah cerah, dengan sedikit kilatan emas yang membuatnya tampak anggun. Tak heran jika julukan Red Arowana Dragon Fish atau Dragonfish.
Ikan ini sangat populer di kalangan kolektor karena daya pengembangbiakan arwana ini rendah dan banyak yang ditangkap karena dijual, sehingga statusnya terancam punah. Namun, dengan izin khusus, kamu dapat melestarikan hewan-hewan cantik ini. Syaratnya, ikan naga arwana harus disertai sertifikat dan microchip yang ditanamkan di tubuhnya, karena penanda ini adalah hasil tangkapan ikan.
19. Jalak Bali
Jalak Bali atau Leucopsar Rothschildi Indonesia adalah burung terunik endemik yang hanya ditemukan di bagian barat pulau Bali. Sayangnya, warbler berukuran sedang ini sangat langka dan terancam punah, bahkan di habitat aslinya. Jika tidak dipelihara, bukan tidak mungkin punah setelah Bali Staling adalah endemik harimau Bali Bali lainnya. Di alam liar, populasinya diperkirakan hanya mencapai selusin ekor.
Bali Starling atau Jalak Bali memiliki bulu putih murni di seluruh tubuh, kecuali ekor dan sayapnya berwarna hitam. Pipinya tidak tertutup bulu biru cerah, dengan kaki abu-abu. Jika kamu mengunjungi rumah-rumah seniman di desa Batuan, kamu akan menemukan burung Jalak Bali yang sering digunakan sebagai objek lukisan Bali di sana.
20. Kucing Merah Kalimantan
Kucing Merah (Pardofelis badia) atau juga dikenal dengan Borneo Bay Cat adalah spesies kucing endemik di Pulau Kalimantan. Kucing yang termasuk hewan terlangka ini memiliki bulu coklat kemerahan, dengan perut pucat di punggungnya.
Ciri khas kucing yang berasal dari Kalimantan ini adalah garis berwarna merah-cokelat yang agak muda di dahi dan pipinya. Telinganya hitam atau coklat tua, sedangkan ekornya dihiasi garis-garis putih dengan bintik-bintik hitam di ujungnya. Red Cats memiliki tubuh yang cukup ramping dengan panjang ekor 55 cm dan 35 cm. Beratnya berkisar antara 2,3 hingga 4,5 kilogram.
Populasi kucing merah hanya dapat ditemukan di Kalimantan saja. Kucing-kucing ini menghuni hutan tropis yang merupakan dataran rendah yang lebat hingga ketinggian 900 meter di atas permukaan laut.
21. Babi Rusa
Dalam bahasa Indonesia, nama spesies ini adalah gabungan dari babi (babi), dan rusa (rusa). Dan itulah satu cara yang valid untuk menggambarkan makhluk yang terunik ini. Sekilas, babirusa tampak seperti kepala babi dengan kaki rusa, dan memiliki gading yang luar biasa besar hingga menembus langit-langit mulutnya.
Babirusa memang termasuk dalam keluarga babi, tetapi fitur seperti rusa meluas ke sistem fisik dan bahkan pencernaan, membuat spesies ini sangat menarik untuk diamati. Babirusa dapat dilihat di Sulawesi Utara dan beberapa pulau terdekat. Menjadikannya termasuk hewan terlangka di dunia.
22. Burung Maleo
Sulawesi adalah rumah bagi satwa liar yang berkembang, terutama segudang burung endemik. Meski begitu, burung Maleo masih memisahkan diri karena berbagai alasan.
Pertama, ada fitur fisik yang aneh, dengan struktur tubuh seperti kalkun, ekor lucu, bulu hitam tubuh yang kuat, perut persik, dan kepala dan kepala yang lebih berwarna. Lalu ada perilaku aneh yang membuat kita saat mengamati burung-burung ini begitu terasa menyenangkan - gerakan kaki yang cepat dan kebiasaan bersarangnya pasti menawan. Membuatnya jadi salah satu hewan terunik di dunia.
23. Macan Tutul Jawa
Dibandingkan dengan macan tutul lainnya, macan tutul Jawa adalah yang terkecil. Mereka solitaire, kecuali pada musim kawin. mereka aktif di malam hari, berburu di malam hari. Seperti macan tutul lainnya, mereka suka membawa mangsanya ke atas pohon. Mereka juga perenang yang luar biasa.
Dibeberapa daerah, macan ini sangat di hormati bahkan di beberapa daerah dekat saya suka disebut "Abah" Karena dianggap seperti leluhur dan penjaga hutan. Walau saya lebih menantikan harimau Jawa yang katanya sudah punah :( tapi kita tetap harus menjaga hewan terlangka di dunia ini.
24. Gajah Sumatera
Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus) adalah sub-spesies gajah Asia yang hanya dapat ditemukan di Sumatera dan Kalimantan.
Gajah Sumatra lebih kecil dari gajah India. Gajah sumatera adalah mamalia darat terbesar di Indonesia. Berat gajah sekitar 6 ton dan tinggi bahu sekitar 3,5 meter. Di penangkaran, mereka bisa mencapai usia 60 tahun. Saat ini ada banyak deforestasi untuk membuat ladang kelapa sawit yang mengancam mereka.
Pada tahun 2000, populasi di alam bebas hanya 200-2700 individu. Populasi yang cepat menurun adalah karena ada banyak pemburu yang mencari gading dari hewan terlangka ini, dan juga perusakan habitat.
25. Kucing Bakau atau Fishing Cat (Prionailurus viverrinus)
Kucing bakau tersebar di Asia Selatan dan Asia Tenggara yang pastinya di Indonesia tepatnya di Pulau Sumatra dan Jawa. Seperti kucing congkok, kucing bakau juga menyukai hidup di perairan sepanjang tepi sungai dan hutan bakau.
Tubuh kucing bakau ini berukuran sekitar 57-78 cm dengan panjang ekor 20-30 cm. Beratnya bisa mencapai 5-16 kg. Sedikit lebih besar lah dibanding kucing rumahan. Bulunya yang berwarna abu – abu dengan pola tutul yang membentuk garis membujur di sepanjang tubuh membuatnya sangat cantik.
Hewan nokturnal ini pandai berenang bahkan mampu menyelam untuk menangkap mangsa. Tetapi jangan sekali kali membeli atau memeliharanya ya. Kita harus menjaga agar hewan terlangka ini bisa hidup bebas di alam liar.
26. Dugong
Dugong (Dugong dugong) adalah mamalia yang hidup di laut, termasuk dalam keluarga Sirenia atau sapi laut. Ini adalah satu-satunya mamalia air yang herbivora.
Sebagian besar duyung hidup di sisi barat Indonesia dan Australia utara. Binatang terunik ini membutuhkan area mencari makan yang besar, air yang dangkal dan tenang. Duyung terutama mengandalkan rumput laut, membuat mereka tidak pernah benar-benar pergi jauh dari tempat kelahiran mereka.
Kemudian, selama ribuan tahun, duyung diburu untuk diambil daging dan lemaknya. Perusakan habitat juga membuat populasi dari hewan terlangka ini berkurang dengan cepat.
Apalagi, aktivitas nelayan bisa membahayakan mereka. Ancaman termasuk badai, parasit, dan predator seperti hiu, dan buaya air asin juga mengancam keberlangsungan hidup mereka.
27. Elang Jawa
Elang Jawa (Nisaetus bartelsi) adalah burung endemik pulau Jawa. Burung ini juga disebut Garuda, lambang nasional Indonesia.
Elang Jawa adalah burung berukuran sedang hingga besar, panjangnya sekitar 60-70 cm. Kepala berwarna coklat kemerahan, dengan jambul mengarah ke atas (2-4 lembar bulu). Bagian belakang dan sayapnya berwarna coklat, iris mata berwarna kuning atau coklat, dengan kaki kekuningan.
Sekarang, hewan terlangka ini terancam punah. Diperkirakan hanya ada 137-188 pasang burung di alam liar. Hal ini karena perusakan dan eksploitasi habitat yang berkelanjutan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
28. Tarsius
Tarsius adalah primata terkecil di dunia. Ada 9 spesies tarsius di dunia; 2 spesies di Filipina dan 7 spesies di Sulawesi, Indonesia. Yang paling dikenal di Indonesia adalah Tarsius tarsier dan Tarsius pumilus (pygmy tarsius). Semua spesies tarsius terancam punah dan dilindungi oleh pemerintah Indonesia.
Tarsius tarsius memiliki panjang tubuh 10-15 cm dan berat sekitar 80 gram. Tarsius pygmi hanya 93-98 mm dan beratnya 57 gram. Ekornya sepanjang 197-205 mm. Mereka juga memiliki kepala yang dapat diputar 180 derajat ke kiri dan kanan.
Di sisi lain, hewan terlangka ini adalah hewan nokturnal. Mereka adalah karnivora, pemakan serangga, reptil kecil dan kelelawar. Namun, populasinya menurun dengan cepat karena penggundulan hutan, dan diburu oleh manusia. Apalagi banyak warga pribumi yang suka mengonsumsi Tarsius dengan alkohol. Tarsius juga sulit dibiakkan di luar habitatnya. Mereka diketahui melakukan bunuh diri karena stres dalam kurungan.
29. Kancil
Mouse-deer atau kancil adalah nama untuk sekelompok mamalia dalam genus Tragulus. Mereka adalah kerabat dekat rusa, tetapi jauh lebih kecil. Tubuh mereka sebesar kelinci. Mereka mendiami hutan hujan tropis di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Mereka adalah ungulata terkecil di dunia. Mereka terlihat seperti rusa, tetapi jauh lebih kecil, tanpa tanduk. Kakinya ramping dengan punggung yang kuat. Panjang tubuhnya sekitar 195-300 mm, dan kaki belakang panjangnya sekitar 110-150 mm.
Hewan terunik didunia ini terancam punah karena mereka diburu yang kebanyakan untuk diambil dagingnya, dan dijebak serta dibunuh karena mereka menghancurkan ladang sayur.
30. Beruang Madu
Beruang madu (Helarctos malayanus) milik keluarga Ursidae, dan merupakan yang terkecil dari semua spesies beruang. Beruang ini adalah fauna khas provinsi Bengkulu (Sumatra) dan maskot kota Balikpapan (Kalimantan).
Panjang tubuh sekitar hanya 1,4 m dan tinggi bahu sekitar 70 cm. Beratnya sekitar 50-65 kg. Bulunya pendek dan berkilau, kebanyakan berwarna hitam atau coklat tua. Lalu, matanya coklat atau biru tua, moncongnya besar tapi pendek. Di leher, ada tanda setengah lingkaran dengan warna oranye terang, yang diyakini oleh penduduk setempat sebagai "tanda matahari terbit". Serta cakarnya panjang dan tajam.
Hewan terlangka ini omnivora, memakan hampir semua hal, dari daun, buah-buahan, serangga, sarang lebah, dan hewan kecil. Mereka aktif di malam hari, mencari makan di malam hari. Mereka adalah hewan soliter. Ancaman mereka adalah pemburu liar dan perusakan habitat. Pemburu mencari kulit dan kantong empedunya. Sedangkan perusakan habitat meliputi kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun di Sumatra dan deforestasi untuk membuat ladang kelapa sawit.
31. Cendrawasih
Saya masukan saja deh karena tentunya jenis ini adalah hewan terlangka dan hewan terunik bahkan tercantik di di dunia. Cendrawasih (Paradisaea spp) adalah 7 spesies burung asli Indonesia Timur, Kepulauan Selat Torres, Papua Nugini, dan Australia Timur. Burung jantan memiliki bulu khas yang indah, panjang dan kompleks, tumbuh dari kepala, paruh, sayap dan ekor.
Burung-burung tersebut, menurut spesiesnya, memiliki berbagai ukuran, mulai dari 50 gram hingga 430 gram. Spesies yang paling dikenal adalah Yellow Bird of Paradise (Paradisaea apoda). Di sisi lain, masyarakat adat sering menggunakan bulu-bulu dalam pakaian tradisional mereka.
Selain itu, pada abad 18-19 M, bulu itu penting untuk membuat topi wanita di Eropa. Namun demikian, perburuan untuk bulu Cendrawasih serta perusakan habitat mereka untuk industri pertambangan membuat populasi menurun dengan cepat. Saat ini, burung-burung ini dilindungi di seluruh dunia, dan perburuan hanya diperbolehkan untuk penggunaan tradisional.
32. Macan Dahan Kalimantan
Sunda Clouded Leopard adalah spesies kucing besar terbaru, ditemukan di dua pulau di Kalimantan dan Sumatra. macan dahan ini adalah kucing terbesar di pulau Kalimantan dan berburu terutama di tanah dan pohon.
Kucing liar yang misterius dan langka ini dapat ditemukan di Kalimantan dan Sumatra, meskipun jumlahnya tidak diketahui. Hewan terunik ini dinamai clouded setelah memiliki corak oval berbentuk awan, berwarna gelap di bulunya. Beradaptasi dengan baik untuk kehidupan hutan, mereka adalah pemanjat yang sangat baik dan menghabiskan lebih banyak waktu di pohon daripada di tanah.
33. Merak
Merak yang merupakan hewan terunik dan berwarna indah adalah kerabat dari pegar dan dapat ditemukan di Jawa dan Sumatra. Ekor berwarna-warni jantan dapat mencapai hingga dua meter dan dihiasi dengan tanda 'mata'.
34. Penyu
Penyu adalah hewan terlangka yang terdiri dari 7 (tujuh) jenis spesies, yang meliputi:
Penyu hijau (Chelonia mydas)
Penyu tempayan (Caretta caretta)
Penyu sisik (Eretmochelys imbricata)
Penyu belimbing (Dermochelys coriacea)
Penyu Kemp Ridley (Lepidochelys kempi)
Penyu lekang (Lepidochelys olivacea)
Penyu pipih (Natator depressus)
Dari tujuh spesies di atas 6 di antaranya adalah dari Indonesia, satu-satunya spesies yang tidak dapat ditemukan di negara ini adalah Ridley Penyu Kemp. Indonesia adalah rumah bagi konservasi Penyu terbesar yang didanai oleh Pemerintah.
Banyak penduduk setempat percaya bahwa melindungi hewan terlangka ini memberi mereka keberuntungan dari alam. Jadi itu sebabnya ada catatan perburuan Penyu yang sangat rendah di negara ini.
35. Kucing Emas atau Kucing Emas Asiatik (Pardofelis temminckii)
Kucing emas dengan tinggi badan 66-105 cm, memiliki panjang ekor 40-57 cm, berat badan 9-16 kg dan tinggi bahu 56 cm. Daerah sebarannya mencakup seluruh Asia Selatan, Cina dan Asia Tenggara termasuk Indonesia (hanya di Sumatera).
Dengan ukuran yang lumayan besar, kucing emas ini mampu memangsa berbagai burung, tikus besar, reptil, kambing, domba, rusa muda hingga anak kerbau.
Itulah informasi mengenai hewan terunik dan terlangka yang ada didunia. Jika terasa menarik dan bermanfaat, jangan lupa share ya biar teman teman yang lain juga bisa tau. Dan jangan sungkan untuk berkomentar ya!.
0 Response to "Daftar Lengkap 35 Hewan Terlangka di Dunia (Indonesia) yang Harus kita Jaga!!!"
Post a Comment